Workshop Penyusunan Pedoman Akademik: Dorong Inovasi dan Fleksibilitas Pendidikan Vokasi Berbasis PTJJ

Bagikan Berita Tangerang Selatan, [5 November 2025] — Sekolah Vokasi Universitas Terbuka (UT) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Pedoman Akademik sebagai langkah strategis untuk memperkuat landasan akademik dan implementasi kurikulum pendidikan vokasi berbasis Pembelajaran Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Kegiatan ini menghadirkan Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, pakar pendidikan vokasi dari Universitas Indonesia, yang memberikan arahan dan inspirasi bagi pengembangan Sekolah Vokasi UT ke depan. Dalam paparannya, Prof. Sigit menekankan bahwa pengembangan kurikulum dan silabus vokasi merupakan proses yang memerlukan waktu dan perencanaan matang, terlebih dalam konteks pembelajaran jarak jauh yang menjadi ciri khas UT. “Mahasiswa UT memiliki karakteristik berbeda dengan mahasiswa perguruan tinggi reguler. Justru di sinilah peluang besar untuk berinovasi muncul. Jangan takut mencoba pendekatan baru yang relevan dengan dunia industri” ujar Prof. Sigit. Beliau juga mencontohkan praktik pendidikan vokasi di Jepang dan Jerman, di mana kolaborasi erat antara universitas dan industri menjadi kunci keberhasilan. Di Indonesia, menurutnya, peran tutor dan instruktur industri perlu diperkuat agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang nyata dan aplikatif. Dalam konteks akreditasi program vokasi, Prof. Sigit menekankan pentingnya meyakinkan asesor bahwa dosen atau instruktur dari industri yang belum bergelar akademik tinggi tetap memiliki kompetensi setara dengan lulusan magister (S2) berkat pengalaman dan keahlian praktisnya. Untuk itu, Sekolah Vokasi UT disarankan menyusun Surat Keputusan (SK) yang menjamin pengakuan profesionalitas pengajar tersebut. Workshop ini juga membahas empat pilar Sekolah Vokasi UT, yang menjadi panduan dasar dalam penyusunan pedoman akademik. Para peserta sepakat bahwa pedoman harus bersifat fleksibel dan implementatif, bukan sekadar dokumen normatif yang sulit dilaksanakan. Beberapa poin penting hasil diskusi antara lain: Penyesuaian kurikulum agar lebih responsif terhadap kebutuhan industri; Perubahan nomenklatur kegiatan magang, di mana semester 4–5 difokuskan untuk “belajar di industri” dan semester 6 untuk kegiatan magang penuh; Kewajiban sertifikasi kompetensi, minimal dua sertifikat termasuk kemampuan bahasa asing; Kolaborasi intens dengan industri, termasuk dukungan penelitian terapan oleh dosen dan instruktur; Digital foundation sebagai basis inovasi dan inspirasi penerapan di lapangan; Penetapan beban studi magang dan kualifikasi tim teaching agar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Prof. Sigit juga menyampaikan bahwa fleksibilitas dalam desain pedoman akademik penting agar pelaksanaannya tidak terhambat birokrasi. Ia menegaskan bahwa “pedoman akademik bukan untuk membatasi, tetapi untuk memandu agar visi vokasi UT terwujud”. Workshop ini menjadi momentum penting bagi Sekolah Vokasi UT dalam memantapkan arah kebijakan akademik yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan industri. Dengan pendekatan kolaboratif antara dosen, tutor, dan mitra industri, diharapkan Sekolah Vokasi UT mampu menjadi model pendidikan vokasi berbasis PTJJ yang unggul di Indonesia.